Mengenang jasa pahlawan Blambangan dalam perang Puputan Bayu, Pemkab Banyuwangi menggelar Festival Rowo Bayu, Minggu (11/12/2016). Dalam Festival Rowo Bayu digelar di Desa Bayu, Kecamatan Songgon ini, digelar berbagai macam kegiatan, diantaranya Kirab Pusaka Blambangan dan Napak Tilas para pahlawan Perang Puputan Bayu.
Perang Puputan Bayu adalah perang terakhir yang dilakukan oleh masyarakat Banyuwangi melawan penjajah Belanda pada tahun 1771. Saat itu, para pejuang secara heroik bertempur sampai titik darah penghabisan, setelah terpojok di pinggir hutan Bayu di Songgon tepat pada tanggal 18 Desember 1771.
Acara tersebut dibuka langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf dan didampingi oleh Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.
 Foto: Festival Rowo Bayu dibuka langsung Wagub Jatim Syaifullah Yusuf dan Bupati Banyuwangi (Ardian/detikTravel) |
Acara dimulai dengan kirab pusaka Banyuwangi. Sebanyak 47 pusaka, yang terdiri dari keris, pedang dan tombak milik para pejuang Blambangan yang masih disimpan oleh warga sekitar, diarak keliling kampung sejauh 3 kilometer.
Selanjutnya, sesampainya di petilasan prabu tawang alun, atau kawasan Wana Wisata Rowo Bayu. Puluhan pusaka leluhur mulai keris, tombak dimandikan air bunga untuk selanjutnya kembali dimasukkan ke dalam kotak peti senjata dan kembali disimpan.
 Foto: Aneka pusaka ini akan dimandikan (Ardian/detikTravel) |
Tidak hanya kirab pusaka perang puputan bayu, dalam kesempatan ini juga dilakukan fragmentasi atau pertunjukkan drama kolosan terjadinya perang puputan bayu yang diperankan oleh warga Desa Bayu, Kecamatan Songgon.
"Kami ingin menyajikan hal yang berbeda dan menarik, sehingga peserta napak tilas akan jauh lebih berkesan," ujar Tokoh Muda Songgon, Ilham Laili Mursidi kepada sejumlah wartawan.
Ilham yang juga sebagai sutradara drama kolosal perang puputan bayu tersebut mengatakan, ini merupakan bagian untuk kembali mengingat, merenung akan sejarah yang pernah terjadi pada tahuan 1771-1772 silam.
 Foto: Kirab massal diikuti warga dengan gembira (Ardian/detikTravel) |
Wakil Gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf mengatakan, Festival Rowo Bayu ini merupakan media dalam mengingat sejarah perjuangan para pahlawan Blambangan dalam merebut kemerdekaan melawan penjajah.
"Tentunya semangat para pejuang Blambangan masih dalam jiwa anak muda Banyuwangi. Ini yang terus digelorakan untuk membangun Banyuwangi yang lebih baik lagi. Banyuwangi sudah terkenal di dunia. Ini berkat perjuangan Bupati dan semangat rakyatnya," ujar pria yang akrab disapa Gus Ipul saat membuka Festival Rowo Bayu.
 Foto: Kirab pusaka berlangsung meriah (Ardian/detikTravel) |
Menurutnya, kemajuan pembangunan Banyuwangi saat ini, harus ditopang dengan SDM masyarakatnya yang harus maju pula. Tak hanya itu, mengenang jasa para pahlawan juga sebagai dasar semangat masyarakat dalam melakukan pembangunan daerahnya.
"Jangan lupakan sejarah. Karena sejarah itu adalah semangat kita untuk membangun daerah dan bangsa kita," pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan, Festival Rowo Bayu ini adalah wujud semangat masyarakat Banyuwangi dalam memperingati perang Puputan Bayu sebagai cikal bakal adanya Kabupaten Banyuwangi.
"Setiap tahun kita gelar sebagai tanda kita mengenang jasa para pahlawan Blambangan," ujarnya.
 Foto: Ada juga drama kolosal Perang Puputan Bayu yang dipentaskan di festival ini (Ardian/detikTravel) |
0 Response to "Dibuka Wakil Gubernur Jatim, Festival Rowo Bayu Berlangsung Meriah!"
Posting Komentar