Saya sedang berada di Chamonix, Prancis. Kota yang berada lembah di Pegunungan Alpen masuk dalam wilayah Rhone-Alpes. Saya tiba di sana bersama awak media lainnya atas undangan Atout France, setelah dari Kota Lyon
Tiba di Chamonix tanggal 8 Desember, pemandangan serba putih di depan mata. Salju, salju dan salju!
Hampir semua awak media itu mengaku, baru pertama kali melihat salju termasuk saya sendiri. Turun dari mobil, wajah-wajah kami sumringah dan langsung memegang salju untuk pertama kalinya.
|
Selang beberapa detik, hujan salju turun. Cukup lebat ditambah angin yang kencang. Rasa senang pelan-pelan berubah jadi kedingingan. Wah bukan main ini dinginnya!
Padahal jaket saya cukup tebal. Ditambah memakai sweater dan kaos serta sarung tangan, dinginnya masih tembus. Baru sadar, salju yang menumpuk di tanah juga cukup tebal, bikin jari-jari kaki kedinginan juga.
Suhunya mencapai minus 5 derajat Celcius. Sedingin-dinginnya suhu yang pernah rasakan adalah saat mendaki Carstensz di Papua sana yang angkanya mencapai 1 derajat Celcius.
|
"Chamonix adalah kota di Lembah Pegunungan Alpen. Sekarang sedang dingin-dinginnya, sampai berkabut. Kalau cerah Mont Blanc terlihat dari sini," kata Chloe Ancrenaz dari Promotion & Sales Department Chamonix-Mont-Blanc Office De Tourisme saat menyambut kedatangan kami.
Chloe yang pernah beberapa kali ke Indonesia, mengerti kalau kami kedinginan. Dia mengajak kami masuk ke kantornya, Chamonix-Mont-Blanc Office De Tourisme untuk menghangatkan badan. Ah... akhirnya hangat.
"Kalau malam bisa sampai minus 20 di Chamonix. Akhir tahun cuaca ya memang ekstrem, pendakian ke Mont Blanc saja tidak dianjurkan," terangnya.
|
Tapi kami harus kembali keluar, untuk berkeliling kota. Kembali lagi kami merasakan hujan salju. Kalau kena hujannya, ya basah seperti kena hujan saja. Bedanya ini bikin lembab di jaket, yang artinya rasa dingin seperti menempel.
Saya memilih untuk menikmatinya. Menikmati hujan salju yang turun deras. Jarak padang menjadi terbatas, kaki pun hati-hati melangkah. Bagi pengendara mobil, mereka harus pelan-pelan menyetir dan mengerem. Biar tidak tergelincir.
"Tumpukan salju di jalanan itu ketebalannya bisa sampai 50 cm. Tenang, kalau mau hangat masuk ke toko-toko atau restoran saja kan ada penghangat ruangan. Tapi sebelumnya kaki kamu dihentak-hentakan ya, karena saljunya menempel dan bikin basah lantai nantinya," terang Chloe.
|
Waktu terbaik berkunjung ke Chamonix sebenarnya adalah saat summer alias musim panas. Tapi merasakan hujan salju seperti ini, adalah sesuatu yang tidak bisa saya rasakan setiap hari sebagai orang tropis.
"Ya, banyak juga turis Asia yang ke Chamnoix di akhir tahun untuk menikmati hujan salju. Seperti kalian, pasti senang bukan?" tanya Chloe sambil tersenyum.
Iya Chloe, dingin-dingin asyik!
|
0 Response to "Oh Begini Rasanya... Hujan Salju di Pegunungan Alpen"
Posting Komentar