Ini Cara Masyarakat Kampung Tugu Turunan Portugis Rayakan Tahun Baru

Jakarta - Setiap tanggal 1 Januari, masyarakat Kampung Tugu Jakarta yang merupakan keturunan dari Portugis di Malaka melakukan ritual tahun baru. Penasaran?

Mungkin tidak banyak yang tahu, kalau kawasan Kampung Tugu di Semper, Jakarta Utara, menjadi rumah dari para keturunan Portugis hitam atau yang di sapa Mardijkers (Sebutan untuk bekas tawanan Portugis yang dibawa Belanda dari Malaka).

Tepat pada hari pertama di tahun baru, mereka merayakan tradisi nenek moyang yang disebut dengan Rabo-rabo. Tradisi itu pun dimaknai dengan berkunjung dari satu rumah ke rumah lain sambil memainkan alat musik. detikTravel pun berkesempatan untuk melihat tradisi unik ini di Kampung Tugu Senin kemarin (1/1/2018).

Jarum jam telah menunjukkan pukul 12:30 WIB, telah tampak kesibukan di rumah Eugeniana Quiko atau yang akrab disapa Erna. Beliau sendiri merupakan salah satu keturunan Portugis.

Para pemusik yang telah bersiap (Randy/detikTravel) Para pemusik yang telah bersiap (Randy/detikTravel)

Kebetulan, tahun ini rumahnya menjadi awal sekaligus tempat kumpul untuk para penampil Rabo-rabo. Perlahan, para pemusik Keroncong Tugu yang tergabung dalam grup Cafrinho mulai berdatangan. Hadir juga ibu Erni Lissie Michiels (64) yang merupakan sesepuh sekaligus ketua Ikatan Keluarga Besar Tugu (IKBT).

Di tengah gladi bersih persiapan Rabo-rabo, mendadak suara ibu Erni memecah keheningan. Ia meminta agar semua aktivitas dihentikan untuk acara doa bersama lebih dulu, dilanjutkan dengan pengumuman singkat.

"Nanti satu rumah dua lagu, kecuali ada permintaan tambah satu lagu lagi," ujar ibu Erni.

Setelah pengumuman, para pemusik pun mulai bergegas meninggalkan rumah ibu Erna sambil membawa alat musik masing-masing. Rumah pertama yang berseberangan pun menjadi tujuan pertama.

Ramah tamah diiringi oleh alunan musik (Randy/detikTravel) Ramah tamah diiringi oleh alunan musik (Randy/detikTravel)

Ketika rombongan sampai di depan rumah, alunan musik keroncong pun mulai mengalun. Diiringi oleh lagu-lagu khas daerah seperti alusio, selendang mayang dan lainnya.

Sementara para pemusik sibuk bermain musik, ibu Erni beserta sekeluarga ibu Erna masuk dan menyapa seisi rumah. Tidak hanya memberikan salam Tahun Baru, seisi rumah pun langsung meriah dengan acara joged bareng.

Sambil asyik menikmati alunan musik, sang pemilik rumah juga tidak lupa menawarkan makanan kecil hingga minuman pada tamunya. Hal itu pun jadi tradisi yang harus dilakukan sang pemilik rumah yang didatangi.

"Jadi kita kunjungan antar family dari rumah ke rumah, lalu mereka ikut kita sampai terakhir. Ngucapin selamat Tahun Baru sekalian mengikat rasa kekeluargaan," ujar ibu Erni.

Setelah lagu berdendang, rombongan pun mulai meminta izin untuk pamit menuju rumah berikutnya. Namun seperti kata ibu Erni, ada beberapa orang perwakilan dari rumah yang wajib ikut rombongan untuk bertamu ke rumah berikutnya.

Makin lama makin ramai (Randy/detikTravel) Makin lama makin ramai (Randy/detikTravel)

Benar saja, jumlah rombongan yang tadinya hanya berjumlah belasan kian mengular seiring banyaknya rumah yang didatangi. Semua seakan tidak mau ketinggalan merayakan Rabo-rabo.

"Kita ngekor, lalu kita jalan sampai akhir. Hanya runah-rumah yang inti. Paling enggak rumah yang tua. Cuma rumahnya orang Tugu saja," jelas Erni.

Ditambahkan olehnya, tradisi Rabo-rabo ini bisa berlangsung dari siang hingga sore menjelang malam. Tradisi ini pun rutin dilakukan sebagai cara untuk menjaga adat leluhur sekaligus ucapan syukur di kalangan masyrakat Tugu.

"Kalau kami apapun yang ada d budaya kami pasti berkumpul dan bertanggung jawab. Kalau begini rasa panggilan, kebersamaan dan ucapan syukur," tutup ibu Erni.

Padahal siang itu sinar matahari cukup terik. Nyatanya tidak sedikit masyarakat Kampung Tugu yang ikut serta dalam tradisi Rabo-rabo.

Tradisi ini menjadi acara kekeluargaan yang diwariskan leluhur Portugis sampai sekarang (Randy/detikTravel) foto5Tradisi ini menjadi acara kekeluargaan yang diwariskan leluhur Portugis sampai sekarang (Randy/detikTravel)

Saya sendiri harus menyerah setelah rumah kelima. Namun harus diakui, tradisi Rabo-rabo berhasil mengikat rasa kekeluargaan di Kampung Tugu. Sebuah tradisi yang tentunya harus dijaga dan dilestarikan.

Apabila traveler tertarik, nanti pada tanggal 7 Januari 2018 akan diselenggarakan tradisi Mandi-mandi yang merupakan kelanjutan atau puncak acara dari Rabo-rabo. Datang dan lihatlah tradisi dari para keturunan Portugis di Kampung Tugu! (krn/rdy)

Related Posts :

0 Response to "Ini Cara Masyarakat Kampung Tugu Turunan Portugis Rayakan Tahun Baru"

Posting Komentar