Tut.. Tuut! Asyiknya Wisata Naik Kereta Uap Bersejarah di Ambarawa

Semarang - Liburan ke Ambarawa, traveler bisa coba naik kereta api uap yang bersejarah. Sambil nikmati udara pegunungan dan pemandangan, perjalanan akan jadi makin asyik!

Kereta uap wisata milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang berada di Ambarawa, Kabupaten Semarang kembali melakukan perjalanan rute bersejarah yaitu Ambarawa-Bedono. Rute ini menarik karena memiliki lintasan menanjak dan rel bergerigi. Kereta uapnya pun termasuk langka karena hanya aktif di India, Swiss, dan Indonesia.

Jalur sepanjang 9 KM tersebut dibuka PT KAI Daop IV Semarang bekerjasama dengan Unit Preservation and Museum hari Kamis (27/10/2016) ini. Direktur Komersial PT KAI, M. Kuncoro Wibowo mengatakan keberadaan kereta wisata dan juga rute Ambarawa-Bedono diharapkan semakin menarik wisatawan ke Jawa Tengah dan mengangkat destinasi wisata berbasis kereta api.

"Saya surprise ketika datang ke sini, rasa capek langsung hilang. Di sini tidak hanya museum, tapi ada kereta yang berjalan dan bisa merasakan sensasinya," kata Kuncoro di Stasiun Ambarwa, Kamis (27/10/2016).

Asyiknya naik kereta uap bersejarah di Ambarawa (Angling/detikTravel)Foto: (Angling/detikTravel)
Asyiknya naik kereta uap bersejarah di Ambarawa (Angling/detikTravel)

detikTravel berkesempatan merasakan sensasi menaiki rangkaian dua gerbong yang ditarik lokomotif uap B2503. Jalur tersebut memang hanya sanggup dilintasi oleh lokomotif buatan Jerman tahun 1902 titu karena memiliki setting khusus untuk rel bergerigi. Lokomotif sejenis yang masih aktif kini hanya ada di India dan Swiss.

Kereta berangkat dari Stasiun Ambarawa dengan kecepatan maksimal 20 KM/jam sehingga pemandangan indah bentangan sawah, pegunungan, kebun kopi, jalan raya Semarang- Yogyakarta bisa dinikmati.

Ketika tiba di stasiun Jambu, kereta berhenti karena akan menghadapi jalur menanjak yang dilengkapi rel bergerigi. Saat rangkaian berhenti, maka lokomotif dilepas dari rangkaian kemudian dilangsir berpindah posisi ke bagian belakang.

Sehingga, ketika jalan menanjak, gerbong tidak ditarik lokomotif, tapi didorong. Keseruan yang tidak bisa ditemui selain naik kereta uap di Ambarawa. Siulan cerobong asap lokomotif bersejarah melengkapi perjalanan menyusuri rute yang juga bersejarah itu.

Jalur kereta yang menanjak (Angling/detikTravel)Foto: (Angling/detikTravel)
Jalur kereta yang menanjak (Angling/detikTravel)

Jalur yang masih asli tersebut seolah membawa ke masa lalu dimana jalur Ambarawa-Jambu-Bedono mulai beroperasi pada 1 Februari 1905 silam oleh perusahaan kereta api Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Kala itu Pemerintahan Hindia Belanda memberikan izin konsensi pembukaan jaringan kereta api di Jawa kepada NISM untuk mengangkut hasil perkebunan dan pertanian serta mobilitas tentara Belanda karena terdapat Benteng Willem I dan kompleks tangsi militer.

Setelah melewati rel bergerigi sepanjang 4 KM, kereta tiba di stasiun Bedono. Perjalanan membutuhkan waktu sekira 1 jam karena memang kecepatan saat menanjak terbatas. Setibanya di stasiun Bedono, lokomotif melakukan pengisian air.

Untuk perjalanan pulang ke stasiun Ambarawa, lokomotif tidak dilangsir sehingga posisinya tetap menarik gerbong tapi lokomotif berjalan mundur. Selama perjalanan, warga di sekitar rel menyambut antusias, bahkan banyak anak-anak kecil yang berlari mengiringi kereta.

Perjalanan asyik naik kereta uap (Angling/detikTravel)Foto: (Angling/detikTravel)
Perjalanan asyik naik kereta uap (Angling/detikTravel)

Tiga tahun lalu, perjalanan wisata KA uap di jalur tersebut pernah dibuka, namun kemudian berhenti beroperasi. Hari ini, rute itu dibuka kembali untuk memperingati Hari Museum Indonesia yang jatuh 12 Oktober lalu.

Untuk bisa merasakan sensasi kereta uap dan rel menanjak bergerigi itu, biaya sewanya Rp 15 juta sekali jalan. Tidak seperti rute Stasiun Ambarawa-Tuntang, jalur ini memang harus menggunakan lokomotif uap, tidak bisa diganti lokomotif diesel.

"Sewanya Rp 15 juta. Formasinya dua kereta (gerbong) dan loko bergerigi. Kapasitasnya 80 orang," kata Eko S. Mulyanto selaku Manager Museum PT. KAI.

Selain mengaktifkan jalur Ambarawa-Bedono, Museum Kereta Api Ambarawa juga membuka Kereta Pustaka Indonesia yaitu gerbong yang diisi buku-buku tentang perkeretaapian dan sejarahnya, pengunjung bisa menonton video kuno perjalanan kereta api.

 Kereta uap ini sangat bersejarah (Angling/detikTravel)Foto: (Angling/detikTravel)
Kereta uap ini sangat bersejarah (Angling/detikTravel)
(wsw/wsw)

0 Response to "Tut.. Tuut! Asyiknya Wisata Naik Kereta Uap Bersejarah di Ambarawa"

Posting Komentar