Gereja Santa Maria de Fatima, Bukti Kedermawanan Saudagar Tionghoa

Jakarta - Peninggalan-peninggalan masa lampau, bisa ditemui di bagian Barat Jakarta. Gereja Santa Maria de Fatima contohnya.

Terletak di daerah Tamansari, Glodok, Jakarta Barat, berdiri sebuah Gereja Katolik dengan aksen Tionghoa yang melegenda. Gereja Santa Maria de Fatima, yang jadi bukti kisah percampuran dua ras yang berbeda.

Kalau ditelaah, gereja ini punya kesan bangunan tua yang kental. Kesan Tionghoa juga terasa di sini. Bukan semata-mata hanya karena di daerah pecinan saja, tetapi ada kisah dibaliknya.

Patung Bunda Maria di bagian depan GerejaPatung Bunda Maria di bagian depan Gereja Foto: Shinta Angriyana/detikTravel

Dahulu, ada seorang saudagar Tionghoa yang kaya. Ia kemudian pindah keyakinan dan memeluk Agama Katolik. Kemudian, ia menyerahkan bangunan miliknya dan membuat gereja Santa Maria de Fatima, sebagai bentuk kecintaanya.

Dari luar, nuansa kuno sudah mulai terasa. Di sebelah kanan, ada patung bunda maria yang menjadi ciri khas umat Katolik. Bangunan depan merupakan gedung utama Gereja.

Ketika masuk ke dalamnya, nuansa Tionghoanya mulai terlihat. Bagian depan bernuansa merah dan emas, yang menjadi ciri khas. Meskipun, sisanya masih terlihat kuno.

Bagian dalam GerejaBagian dalam Gereja Foto: Shinta Angriyana/detikTravel

Gereja ini juga masih aktif untuk tempat ibadah dan kegiatan keagamaan lainnya. Saat detikTravel berkunjung akhir pekan lalu, ada kegiatan pembaptisan di sini. Suasana ramai namun khidmat.

Gereja Santa Maria de Fatima juga dilindungi oleh negara. Di bagian depan dituliskan, bahwa gedung ini dilindungi undang-undang monumen STBL 1931 No.238.

Kalau mau berkunjung, gereja terbuka bagi siapa saja yang ingin melihat. Namun, tentunya harus menghargai yang sedang beribadah ya traveler. (sna/aff)

0 Response to "Gereja Santa Maria de Fatima, Bukti Kedermawanan Saudagar Tionghoa"

Posting Komentar