Selain konservasi satwa langka badak Jawa, Balai Taman Nasional Ujung Kulon juga memiliki tempat penetasan dan konservasi penyu. Unit monitoring penyu dilakukan di Pantai Karangranjang bagian selatan pantai Ujung Kulon.
Saat musim bertelur, bagian selatan Uung Kulon pantai Karangranjang dan bagian barat di Cirame menjadi habitat penju hijau, penyu belimbing dan jenis penyu sisik. Meskipun pendataan jumlah belum dilakukan, setiap musim bertelur, lokasi tersebut menjadi pavorit penyu.
Pada Sabtu (16/9) lalu, sebanyak 17 anak panyu (tukik) jenis penyu hijau dan sisik dilahirkan di pantai Karangranjang. Dalam rangka Hari Badak Sedunia dan upaya konservasi satwa di Ujung Kulon, ke 17 tukit dilepasliarkan di pantai Cidaon.
Penyu yang dilepaskan dari penangkaran Foto: Bahtiar/detikTravel
|
Di satu sisi, karena Ujung Kulon menjadi habitat populasi berbagai jenis hewan liar, Mamat menceritakan, ratusan telur penyu kadang menjadi makanan satwa di sekitarnya. Selain gangguan pencurian, predator babi hutan, biawak dan semut merah kadang menjadi ancaman kelahiran penyu. Makanya, satuan Turtle Monitoring Unit dibentuk oleh balai taman nasional.
"Penyu bisa bermigrasi bahkan lintas negara, tapi secara teori ketika dilepaskan di sini, penyu akan kembali bertelur di Ujung Kulon," katanya.
Pengelolaan dan konservasi populasi hewan khususnya badak Jawa di Ujung Kulon tahun ini mengalami peningkatan. Jumlah minimal badak yang terdata oleh pihak balai tercatat 67 individu. Dan sepanjang 2016 lalu juga ditemukan 4 anak badak yang lahir bernama Prabu, Manggala, Mayang, dan Irna.
Suasana pelepasan penyu dari penangkaran Foto: Bahtiar/detikTravel
|
0 Response to "Yang Kamu Belum Tahu, Ujung Kulon Punya Konservasi Penyu"
Posting Komentar