Bagi traveler yang lahir di daerah Sumatera Barat dan sekitarnya, kisah orang bunian telah menjadi cerita rakyat atau urban legend yang diceritakan turun-temurun dari mulut ke mulut.
Terlepas dari kebenarannya yang masih simpang siur, orang bunian kerap dianggap sebagai makhluk jin yang hidup dan berbaur di antara masyarakat serta hidup layaknya orang biasa.
Jujur, saya kali pertama mendengar kisah orang bunian secara tidak sengaja. Kisah makhluk mistis itu pun diceritakan oleh driver taksi saya yang bernama Yandra sesaat sebelum dinas ke Sawahlunto beberapa waktu lalu. Kebetulan, Yandra merupakan orang Minang asal Padang yang pernah bekerja di Sawahlunto dan tengah merantau di Jakarta.
"Jadi mas, di Sawahlunto itu ada orang bunian. Katanya sih bentuknya mirip kayak manusia, munculnya pas hujan seperti ini," ujar Yandra.
Saya pun hanya bisa terkesima dan mendengar penuturan Yandra. Diceritakan kisah mistis tentang destinasi yang akan dituju sebelum tiba tentunya membuat bulu kuduk sedikit merinding disko.
"Katanya sih orang bisa hilang kalau ketemu orang bunian, dibawa pulang ke kampungnya gak balik lagi. Kalau ada yang balik dia ngerasa kayak hilang sebentar, padahal sudah lewat beberapa hari atau minggu," lanjut Yandra.
Asyik mendengar Yandra bercerita, tanpa sadar taksi sudah tiba di terminal bandara. Walau tidak lama, tapi nyatanya kisah orang bunian sedikit menghantui pikiran saya. Bahkan sebelum tiba di Sawahlunto.
Berangkat pukul 20.00 WIB dari bandara, saya pun tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) sekitar pukul 21.00 WIB. Masih ada beberapa jam via jalur darat untuk mencapai Sawahlunto.
Malam pun sudah cukup larut, saya akhirnya tiba di Sawahlunto sekitar pukul 01.00 WIB lewat. Dikenal sebagai kota tambang, Sawahlunto dihiasi oleh banyak bangunan bersejarah peninggalan Belanda. Membuat suasana sedikit lebih suram.
Tiba larut malam, jalanan Sawahlunto pun sudah sepi bukan main. Walau begitu, bulan purnama bersinar terang benderang. Diikuti oleh awan gelap dan angin yang cukup kencang. Teringat kisah Yandra, untung saja tidak sampai hujan. Apa jadinya kalau orang bunian benar-benar muncul, pikir saya yang sedikit parno saat itu.
Tanpa saya sadari, malam pun sudah berubah menjadi pagi. Entah kenapa, ada sedikit perasaan waswas ketika tidur malam kemarin.
Kebetulan, di hari setelahnya saya bertemtu dengan Kadisporpar Sawahlunto yang bernama Efrianto. Penasaran, saya pun bertanya tentang kisah orang bunian pada Efrianto.
"Gimana ya itu, percaya gak percaya. Orang bunian itu kan gaib ya. Kalau di Islam kan kita lebih mengenalnya sebagai jin," ujar Efrianto.
Efrianto pun mengisahkan orang bunian seperti cerita rakyat yang banyak dijumpai di mana saja. Terkait bentuk dan keberadaannya, ada banyak versi soal itu.
"Saya gak tahu persis kalau sampai sedetil itu tentang orang bunian. Ceritanya beragam, dari berbagai versi soal itu. Jadi yang betul-betul di-lock sebagai satu cerita yang sama itu gak ada. Daerah ini versi orang buniannya seperti ini, daerah lain ada lagi. Lebih ke cerita rakyat yang dipercaya orang Sawahlunto," terang Efrianto.
Ditambahkan oleh Efrianto, ia menganalogikan orang bunian seperti sosok hin dalam agama Islam. Sosoknya pun tidak hanya ada di Sawahlunto, tapi juga di beberapa tempat di Sumatera Barat.
"Orang bunian itu di Sumatera Barat di Minang juga dikenal. Bunian itu kan bahasanya lebih ke Minang. Kalau saya terjemahkan lebih ke kelompok jin yang hidup juga berkeluarga seperti kita di satu tempat tertentu, yang kadang mereka bisa mengeksplisitkan penampakan mereka bagi orang-orang yang punya kemmapuan indera keenam,' ujar Efrianto.
Menurut Efrianto, sosok orang bunian konon tidak ada ubahnya dengan orang pada umumnya. Mereka pun juga dikisahkan hidup berkeluarga layaknya manusia normal.
"Kehidupan mereka ya ceritanya sama seperti kehidupan kita. Punya anak-anak, punya aktivitas, dan mereka di perkampungan mereka sendiri," cerita Efrianto.
Secara pribadi, Efrianto juga belum pernah melihat langsung sosok orang bunian. Hanya saja ada banyak kisah mistis yang diceritakan dari mulut ke mulut tentang orang yang pernah bertemu mereka.
"Cerita yang menarik kan kalau ada orang biasa yang tersesat di perkampungan mereka. Misalnya yang tidak lagi bisa keluar, hilang beberapa hari, bahkan berbulan-bulan tidak pulang. Banyak diprediksi orang itu ke kampung orang bunian atau dibawa orang bunian ke kampungnya," tutur Efrianto.
Pada akhirnya, kisah keberadaan orang bunian memang sulit untuk dibuktikan kebenarannya. Walau begitu, kisah orang bunian tetap menjadi bagian dari cerita rakyat Minang dan Sawahlunto yang masih misterius. (wsw/wsw)
0 Response to "Sawahlunto & Kisah Mistis Orang Bunian"
Posting Komentar