Ketika penjajah Belanda datang pertama kali ke Indonesia pada tahun 1596 di bawah Cornelis de Houtman, mungkin mereka tidak menyangka akan kekayaan Indonesia di luar rempah-rempah yang berharga.
Nyatanya Indonesia yang kala itu disebut Hindia Belanda punya kekayaan yang lebih dari rempah-rempah, yakni dalam bentuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti batu-bara dan lainnya.
Tahun 1858 di bawah peneliti geologi Belanda Ir C De Groot van Embden, keberadaan batu-bara di aliran Batang Ombilin (Kini Sawahlunto - red) mulai terendus.
Tahun 1862, De Groot yang kala itu menjabat sebagai kepala pertambangan mengajak serta ahli geologi Willem Hendrik De Greve (akrab di sapa De Greve) untuk meneliti kandungan mineral dari Buitenzorg (Bogor) hingga Bangka dan Ombilin.
Patung dari kepala tambang Ombilin pertama, Dr Jan Willem Ijzerman (Randy/detikTravel) Foto:
|
Dari tangannya, De Greve menuliskan sebuah buku bersama WA Henny di tahun 1871 tentang hasil penelitiannya. Sejak saat itu De Greve juga membuka cerita lahirnya Ombilin sebagai Kota Tambang pertama di Indonesia.
Namun malang, nyawa De Greve harus hilang akibat terseret arus Sungai Batang Kuantan pada kunjungan keduanya di tahun 1872.
Dari De Greve, tongkat estafet pun kembali diteruskan oleh Dr Jan Willem Ijzerman atau yang dikenal juga sebagai seorang insinyur minyak sekaligus perintis Technische Hogeshool atau yang kini dikenal sebagai Institut Teknologi Bandung (ITB).
Ijzerman juga menjadi salah satu orang yang membuka jalur transportasi kereta api di Sumatera Barat dari tahun 1887. Tidak sampai situ, Ijzerman juga ditunjuk untuk memimpin Tambang Batu-bara Ombilin di tahun 1892 hingga 1896.
Museum Tambang Batu-bara Ombilin (Randy/detikTravel) Foto: undefined
|
Sejarah panjang pertambangan batu-bara di Sawahlunto juga dapat ditemui di Museum Tambang batu-bara Ombilin yang berlokasi persis di pusat kota. detikTravel pun berkesempatan datang ke museum ini pada hari jadi Sawahlunto, Jumat pekan lalu (1/12/2017).
Kabar baiknya, Anda hanya perlu mengisi buku tamu untuk melihat koleksi arsip dan sejarah pertambangan batu bara di Sawahlunto. Satu lagi peninggalan Belanda di Indonesia yang masih sering luput dari perhatian traveler. (bnl/bnl)
0 Response to "Sawahlunto, Kota Tambang Peninggalan Hindia Belanda"
Posting Komentar