Hobi dan kecintaan hewan, sejumlah warga Kota Gorontalo membangun sebuah kebun binatang mini yang terletak di rumah salah seorang pecinta hewan yang berada di Kelurahan Dulalowo, Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo.
Sedikitnya ada 55 ekor satwa liar yang menghuni tempat berukuran kurang lebih 10 x 12 meter yang dibuat tepat di depan rumah. Mulai dari buaya, ular piton, elang, burung hantu, iguana dan satwa lainnya. Hewan tersebut, ada yang diberikan langsung oleh masyarakat, ada yang dibeli dan ada juga yang merupakan titipan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Gorontalo.
Meski merupakan satwa buas, hewan yang ada di kebun binatang mini ini tidak mengancam keselamatan dari para pengunjung. Untuk hewan yang masih buas, maka ditempatkan terpisah agar tidak melukai para pengunjung atau membahayakan hewan liar lainnya. Tempat yang baru beberapa bulan lamanya dibuka ini, sudah menjadi lokasi kunjungan dari masyarakat dan juga siswa, khususnya anak-anak SD.
Pihak BKSDA mengakui di kebun binatang mini ini, ada beberapa satwa titipan dari BKSDA. Ini dikarenakan di BKSDA sendiri belum bisa mengatasi satwa-satwa liar, sebab masih sangat minim fasilitas dan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki.
Oleh karena itu, BKSDA menjalin kerjasama dengan Gorontalo Exotic Pet's Community (GEPC), di mana beberapa jenis satwa yang tidak bisa ditangani di kantor, dititipkan di lokasi kebun binatang mini.
"Kalau ada tempat seperti ini, maka akan menjadi bahan edukasi bagi anak-anak pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Apalagi di Gorontalo sama sekali tidak ada tempat edukasi seperti ini," kata Ririn Hasan, penyuluh BKSDA.
Ririn Hasan mengatakan, untuk izin konservasi lokasi kebun binatang mini ini, pihaknya turut membantu melakukan pengurusan dan secepatnya akan keluar izinnya sebagaimana diatur dalam Permenhut nomor 58 tahun 2006. Jadi, untuk lembaga konservasi ini, bisa dikelola oleh pemerintah atau non pemerintah.
"Untuk jenis-jenis tertentu bisa dijadikan sarana pendidikan atau penelitian. Namun yang lainnya akan dikembalikan lagi kehabitatnya atau di alam bebas," terangnya.
Sementara itu, Romy Pakaya selaku pemilik lokasi kebun binatang mini dan juga anggota dari komunitas GEPC mengemukakan, awalnya ini merupakan hobi dari masing-masing masyarakat yang memiliki hewan peliharaan.
Setelah bertemu dan berkumpul, akhirnya dibentuklah Gorontalo Exotic Pet's Community. Tujuannya tidak lain untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar bisa mengenal satwa lebih dekat dan mencintai satwa tersebut.
"Kami berharap kebun binatang mini yang dikelola oleh komunitas ini menjadi cikal bakal keberadaan kebun binatang di Gorontalo. Semoga kebun binatang mini ini mendapat respon positif dari pemerintah daerah. Masyarakat Gorontalo pula perlu tempat wisata alternatif seperti kebun binatang. Terbukti besarnya animo masyarakat berkunjung di stand kami pada Pekan Raya Gorontalo (PRG) 2017. Kami bahkan siap menyumbangkan sejumlah koleksi satwa kami jika hal itu terealisasi," jelasnya.
Ditambahkan pula Romy Pakaya yang juga bekerja sebagai pengacara ini, tempat ini sudah banyak dikunjungi oleh siswa dan masyarakat. Mereka banyak berinteraksi dengan satwa dan ada satwa yang sudah jinak.
"Tempat ini pula tidak kami komersilkan. Semuanya kami kelola dengan menggunakan dana pribadi, baik itu pakan dan juga perawatannya. Semua satwa yang ada di kami itu berjumlah kurang lebih 55 satwa dan Insya Allah ini bisa memberikan manfaat kepada masyarakat," pungkasnya. (krn/krn)
0 Response to "Yang Baru di Gorontalo: Kebun Binatang Mini"
Posting Komentar