Hidup di lokasi tujuan wisata tak membuat warga penghuninya lupa untuk pergi piknik. Dengan sebutan 'Madak Madek Mare', warga Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, NTB punya tradisi pergi piknik berkemah di Pantai Kuta.
Namun, tradisi ini tidak banyak yang mengetahui, seperti yang detikTravel lihat, Jumat (21/10/2016). Kegiatan yang dilakukan Suku Sasak ini berlangsung selama 3 hari berturut-turut.
Pengunjung pantai pun tidak perlu heran ketika melihat tenda yang berdiri dan terbuat seadanya dari terpal dan anyaman daun kelapa ini. Puluhan tenda berukuran 4x7 meter dan ada yang lebih besar itu digunakan untuk bermalam layaknya orang berkemah.
Kemah Suku Sasak di Pantai Kuta (Masaul/detikTravel)
|
"Ini adalah tradisi nenek moyang kami, dan kami selalu melakukannya setiap tahun. Kami melakukan Madak Madek Mare ini sebanyak tiga kali dalam setahun," ujar salah satu warga bernama Minah (37).
Minah menambahkan, tradisi piknik tahunan itu selalu dilakukan oleh seluruh warga Desa Rembitan dan bahkan satu Kecamatan Pujut. Sebagai warisan leluhur kegiatan ini diikuti oleh semua anggota keluarga mulai dari anak-anak hingga paling tua.
Bukan hanya itu, alat yang digunakan untuk menangkap ikan pun masih tradisional. Dikatakan salah satu warga lainnya, Agung (39), mereka menggunakan batang kayu yang ujungnya diikatkan akar-akaran yang memang beracun bagi ikan.
Persiapan memancing bersama (Masaul/detikTravel)
|
"Hasil ikannya bila ada lebihan kami jual juga ke pengunjung pantai. Kami jual hasil kerajinan kami juga seperti gelang dan kain tenun," imbuh dia.
Kegiatan yang dilakukan selama piknik hanya memperkenalkan laut kepada anak-anak desa ini. Laut yang merupakan ladang pencaharian dan menyimpan berkah di dalamnya harus diketahui semenjak masa kanak-kanak.
"Untuk anak-anak yang berusia 5 hingga 10 tahun kita biarkan bermain dan mengenal laut. Saya hanya meyakini hal itu dapat memperlancar semua kegiatan dan rejeki. Pada umumnya, tradisi ini wajib dilakukan apabila warga menginginkan semua aktivitas sehari-harinya berjalan dengan baik," ucap Agung.
Tradisi ini sendiri dilakukan selama tiga kali dalam setahun, yaitu pada bulan Agustus, September dan Oktober. Warga yang melakukan tradisi ini biasanya bekerja sebagai petani.
"Kalau kami lagi Madak Madek Mare rumah kami tinggalkan saja. Karena memang di rumah tidak ada barang yang perlu dikhawatirkan untuk dicuri," sahut Minah. (fay/fay)
0 Response to "Rugi Kalau Tidak Tahu: Tradisi Piknik Ala Orang Lombok"
Posting Komentar