Foto: (Dok. BBC Travel)
|
Melansir BBC Travel, Selasa (28/11/2017), adalah Shimshal, sebuah desa yang terletak di Gojal Tehsil Distrik Hunza, di wilayah Gilgit-Baltistan Pakistan yang sebelumnya dikenal sebagai Wilayah Utara Pakistan. Desa Shimshal ada di ketinggian 3.100 MDPL dan bisa di bilang permukiman tertinggi di Pakistan.
Kenapa Desa Shimshal disebut sebagai desa terakhir terakhir di Pakistan, karena keberadaanya di perbatasan Pakistan-China. Traveler hanya dapat mencapainya melalui satu jalan berbatu sampai ke Pegunungan Distegill Sar dan Karun Kuh.
Jalan itu dikenal sebagai Shimshal Valley Road. Adalah jalan yang dianggap sebagai salah satu yang paling berbahaya di dunia dengan sebagian besar jalurnya ada di sepanjang tebing curam Sungai Shimshal tanpa pagar pembatas.
Foto: (Dok. BBC Travel)
|
Shimshal adalah satu dari empat desa di Lembah Shimshal, bersama dengan Farmanabad, Aminabad dan Khizarabad. Orang-orang di sini adalah Wakhi, yakni kelompok etnis yang tersebar di Pakistan utara, Afghanistan, China, dan Tajikistan, yang termasuk dalam aliran Syi'ah Ismailiyah.
Orang-orang dewasa akan tersenyum dan menyambut pengunjung yang datang ke desa mereka. Setelah menghabiskan malam di Wisma Shimshal Valley, yang terletak di sebuah bukit kecil di belakang sekolah, kami berjalan dengan berjalan kaki menuju Shimshal Pass, tempat penduduk desa membawa ternak untuk merumput di padang sabana yang rimbun.
Setelah berjalan sekitar 35 kilometer, kami sampai di sebuah jembatan gantung yang berderit jika dilalui8. Terbuat dari kayu, tali, dan rantai, jembatan ini dibangun di atas persimpangan sungai yang tinggi. Ada sebuah plakat bertuliskan 'Chichan Bag'.
Foto: (Dok. AFP)
|
Dalam menggarap lahan, ia tidak menggunakan apa-apa selain tangannya sendiri dan alat-alat tradisional pertanian, seperti sekop dan giling. Tanaman pangan itu digunakan untuk membuat roti yang kemudian dibagi dan diperdagangkan dengan masyarakat. Namanya adalah Chichan Bag.
Pada tahun 1995, Muhammad Bashi, ayah Khan, membangun sebuah jembatan sebagai 'Nomus' untuk ayahnya. Nomus, sebuah kata Wakhi yang berarti menunjukkan kepedulian terhadap kemanusiaan.
Inilah sistem unik dari filantropi sosial dan menjadi bagian yang integral dari masyarakat Shimshal. Intinya, inilah sistem di mana anggota masyarakat yang lebih kaya akan menjadi sponsor proyek bangunan, seperti jembatan, jalan setapak, makanan, tenaga kerja untuk menghormati kenangan dan jasa seorang kerabat (apakah mereka masih hidup atau mati) serta mengharap berkah dari Tuhan.
Jika seseorang telah menyumbangkan kekayaannya untuk kepentingan semua orang, nantinya orang-orang akan menjaga semua hartanya. Shimshalis menganggap Nomus sebagai tugas seumur hidup, bahkan bila itu hanya sekadar menulis lagu untuk memuji orang-orang yang telah memberikan jasanya kepada masyarakat.
Perilaku serupa tidak dipraktekkan di luar Lembah Shimshal dan tidak ada yang tahu pasti bagaimana hal itu terjadi atau kapan hal itu dimulai. Yang pasti hal itu telah ada dan terus akan ada selama orang lain di Shimshal dapat mengingatnya.
Foto: (Dok. AFP)
|
Sebagian besar perbaikan infrastruktur di Shimshal, termasuk jembatan, panel surya, dan menara telepon seluler, tiang listrik merupakan hasil Nomus. Ada Komunitas Konservasi Shimshal yang dikelola masyarakat yang mengawasi wilayah ini dan mengurus tanahnya.
(bnl/bnl)
0 Response to "Desa Terujung di Pakistan, Suka Bersedekah"
Posting Komentar